Total Tayangan Halaman

Selasa, 24 Juni 2014

Dimanakah Tempat Bahasa Daerah?



Di mata saya, orang yang menguasai banyak bahasa asing itu seksi. Namun, orang yang menguasai banyak bahasa daerah itu jauh memesona. Mengapa? Karena untuk sekarang ini, sangat sulit menemukan orang yang menguasai banyak bahasa daerah daripada menguasai banyak bahasa asing. Rata-rata mereka yang menyebut diri mereka sebagai polyglot – istilah untuk orang yang menguasai banyak bahasa – hanya menguasai banyak bahasa asing. Tidak bisa disalahkan juga sih, mengingat akses untuk belajar bahasa asing itu relatif lebih mudah daripada untuk mempelajari bahasa daerah. Tengok saja banyak lembaga kursus bahasa asing di sekitar kita. Penyelenggaranya bisa dari kampus, lembaga kursus, sampai pusat kebudayaan di bawah kedutaan besar. Belum lagi akses pembelajaran melalui internet yang sangat mudah ditemukan. 

Sekarang bandingkan dengan pembelajaran bahasa daerah. Adakah lembaga kursus yang membuka kelas bahasa daerah? Hmmm.. Namanya juga bisnis. Kalau tidak ada demand, mengapa harus ada supply? Begitu kata teori ekonomi. Yang lebih parah lagi adalah ada beberapa daerah yang menghapus mata pelajaran bahasa daerah untuk muatan lokalnya dan menggantinya dengan bahasa asing. Belum lagi, orang tua yang sudah sangat jarang mengajarkan anaknya bahasa daerah dan menyekolahkan anaknya ke sekolah bilingual bahkan trilingual. Terkadang, anak tersebut juga bingung membedakan bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu dan bahasa nasionalnya dengan bahasa Inggris atau bahasa Mandarin sebagai bahasa pengantar di sekolahnya. Lantas, dimanakah tempat bahasa daerah?

2 komentar:

  1. Komen ahhh...
    Kalau bahasa daerah hmmm lebih ke orangtua sih. Sedihnya, even di 'Jawa' orangtua udah nggak ngebahasain anaknya pake Bahasa Jawa. Makanya Ndre, kalo punya anak ajarin bahasa daerah yes...

    Gue pernah nulis ga jelas tentang bahasa daerah~ yah kali lo ada senggang waktu boleh lah mampir ke: http://www.sittirasuna.com/2012/07/bahasa-jawa-akan-seperti-bahasa-latin.html

    Ja!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah terima kasih banyak, Kak, atas kunjungannya...
      Hmmm... Minder ah, blog sampeyan kan sophisticated banget.

      Hapus