Total Tayangan Halaman

Jumat, 14 November 2014

Karyawan Bank vs Karyawan TV

"Enak nggak sih kerja di bank?" Pertanyaan itu sering muncul di benak saya mengingat banyaknya orang di sekeliling saya yang berlomba-lomba untuk bekerja di industri tersebut. Di samping itu, beberapa orang juga menyuruh saya untuk bekerja di sana. Salah satunya bapak kost sewaktu kuliah karena beliau pensiunan salah satu bank BUMN. Saya berusaha mencari jawaban itu, sampai pada suatu saat teman kantor saya (tax accounting staff) bercerita. Ketika ia menyetor pajak perusahaan di bank, sang karyawan bank "curhat" ke teman saya. Ia menyatakan keinginannya untuk lebih baik pindah menjadi karyawan TV saja. Alasannya karena di bank sering kena marah oleh atasannya. Sontak saya tertawa terbahak-bahak mendengar cerita itu. Memangnya di TV ada jaminan tidak kena omel ya? Teman saya berusaha menghibur, bahwa semuanya sebanding dengan benefit yang didapatkan. Tapi katanya sama saja dengan karyawan TV. Ternyata, di balik pakaian necis dan berdasi yang semula saya pikir itu menyenangkan, keluhan tetap ada. Yaaaa, manusiawi. Tapi, itulah hidup. Semua tentang pilihan. Mau menjadi karyawan bank, karyawan TV, atau profesi lain itu pilihan. Semua ada plus dan minusnya. Plusnya jadi karyawan TV adalah jam masuk fleksibel (tapi jam pulangnya juga fleksibel tuh). Tidak seketat bank lah... Lalu, hemat budget wardrobe karena kita punya seragam. Tidak perlu pusing memikirkan baju apa yang akan dipakai besok. Minusnya? Banyak kayaknya. Hahahaha.  Tapiii semua balik lagi ke pribadi masing-masing. Kita yang lebih tahu diri kita cocoknya bekerja di lingkungan kerja yang seperti apa. Apapun pekerjaannya, yang terpenting, bekerjalah dengan hati karena akan terasa lebih berarti. Selamat menentukan karir! Maaf meracaunya kepanjangan. *Oiya, satu bulan setelah saya masuk, ada karyawan baru dan ternyata pindahan dari bank, sekarang jadi karyawan TV...* ""